Senin, 13 Juni 2011

MATERI PEMBELAJARAN RODA GIGI PAYUNG

I.    Materi Pembelajaran
·         Roda gigi payung dan perhitungannya
Apabila diinginkan memimdah daya pada posisi poros yang bersinggungan (intersection) dapat digunakan roda gigi payung. Contoh penggunaan roda gigi ini misalnya pada : drill chuck, jalur vertikal pada mesin planning, mekanisme pengatur langkah pada mesin sekrap dan pengatur arah pada mesin bor pekerjaan berat. Pada umumnya pasangan roda gigi payung membentuk sudut 90° namun dalam hal tertentu dapat dibuat pasangan roda gigi payung dengan dengan sudut lebih besar dan lebih kecil dari 90°.
Pemakaian roda gigi payung (Bevel gear) adalah untuk memindahkan putaran (daya putar) dari suatu poros yang lainnya dengan berbagai macam posisi menyudut dan berbagai macam perbandingan putaran.
Berbagai macam sudut tersebut dapat kita katagorikan menjadi 3 macam yaitu :
a.     Besar sudut sama dengan 90°
b.    Besar sudut lebih kecil dari 90°
c.     Besar sudut lebih besar dari 90°
Jika dilihat dari sistem pembentukan profil gigi dari dasar-dasar pengukurannya, roda gighi payung ini sama halnya dengan roda-roda gigi lainnya, yaitu dibentuk dengan 2 sistem :

a.   Menurut sistem metrik (MM)
b. Menurut sistem Diametral Pitch (DP)

Dalam pembuatan roda gigi payung ini pada perencanaanya adalah harus selalu berpasanagan, karena antara yang saatu dengan lainnya itu, baik dari bentuk maupun ukurannya adalah akan saling berpengaruh. Atau tegasnya apabila sepasang roda gigi payung telah direncanakan untuk suatu pemindahan tenaga atau putaran dengan suatu perbandingan tertentu dan dengan besar sudut antara kedua porosnya sudah tertentu pula, maka kedua roda gigi tersebut tidak bisa dipakai untuk perbandingan ataupun besar sudut yang lainnya.

GAMBAR HUBUNGAN SEPASANG RODA GIGI PAYUNG DENGAN SUDUT 90°

Keterangan :
Dk = Diameter kepala
Dt = Diameter tusuk
R  = Jari-jari penjuru
b  = Lebar gigi
Ha = Tinggi kepala gigi
Hi = Tinggi kakia gigi
α   = Sudut poros
β  = Sudut tusuk
    ϫ  = Sudut mika
λ   = Sudut potong
   = Sudut kepala
  = Sudut kaki
θ   = Sudut miring samping

SISTEM METRIK
Ketentuan-ketentuan untuk sistem metrik adalah sama halnya dengan untuk roda-roda gigi lurus yaitu :

Modul Gigi (M)
Modul gigi ditentukan pada lingkaran-jarak-bagi paling besar yaitu :
           t              D1
M  =  -----    =  -------         (mm)
                  π             z1
Keterangan :
M = Modul gigi (mm)
t   = Jarak antara gigi terluar (mm)
D = Diameter jarak gigi (mm)
Z  = Jumlah gigi

Diameter Tusuk ( Dt ) :
Dt = Z . M
Tinggi kepala gigi ( Ha )
Ha = 0,8 . M
Tinggi kaki gigi ( Hi )
Hi = 1 . M
Tinggi gigi ( Hg )
Hg = 1,8 . M
Dan aja juga yang menggunakan ketentuan :
Ha = 1 . M
Hi = 1,66 . M
Hg = 2,66 . M

Jika sepasang roda gigi payung bekerja dengan sudut antara porosnya adalah 90°  , maka :

Untuk roda gigi I

                Z1
Tg α1   =  -----  
                         Z2    
Untuk roda gigi II        

                Z2
Tg α2   =  -----  
                         Z1

              Dt1
R1  =  ------------             ( Untuk roda gigi I )
                   2 Sin β 1   

                 Dt2
R2   =  --------------        ( Untuk roda gigi II )  
                     2 Sin  β  2   

              Ha
Tg    = -------  
                       R1

                H1
Tg    =  -----  
                         R

Sudut muka = Sudut tusuk + Sudut kepala  (    ϫ  = β  +    )
Sudut  potong = Sudut tusuk – Sudut kaki  (  λ = β  -   )
Sudut miring samping = 90° – Sudut tusuk  ( 90°  -  β  )


                     SOAL : PERHITUNGAN RODA GIGI PAYUNG
1.       Hitunglah dimensi / ukuran suatu roda gigi payung, jika diketahui jumlah gigi yang dibuat adalah : Z = 24 buah, Modul yang digunakan  Modul M 2,75 dan sudut tusuknya adalah  β = 45º


        JAWAB :
1.    Diameter Tusuk (Dt)
Dt  =  Z  x  M
      =  24  x  2,75
      =  66 mm

2.    Diameter Kepala (Dka)
Dka  =  Dt  +  1,6  x  M  Cos β
        =  66  +  1,6  x  2,75  x  Cos 45º
        =  66  +  4,4  x  0,7071
        =  69 mm

3.    Tinggi Kepala Gigi (Ha)
Ha  =  0,8  x  M
       =  0,8  x  2,75
       =  1,76 mm

4.    Tinggi Kaki Gigi (Hi)
Hi   =  1  x M
      =   1  x  2,75
       =  2,75 mm

5.    Tinggi Gigi (Hz)
Hz  =  Ha  +  Hi
      =  1,76  +  2,75
      =  4,51 mm

6.    Panjang Penjuru (R)
          Dt                     66
R  = ----------      =   ------------         =         46,67 mm
         2 Sin β           2 . Sin 45º

7.    Lebar Gigi  (B)
          1                        46,67
B  =  -----   .  R        =  ---------    =    15,5 mm
          3                           3


8.    Sudut Kepala Gigi

                 Ha            1,76
                Tg α  =  ------      =  ---------    =    0,0377  
                 R              46,67

        α   =  2 º   9’
 

9.    Sudut kaki Gigi

                 Hi             2,75
                Tg η  =  ------      =  ---------    =    0,05892 
                 R              46,67

        η    =  3 º  22’
 


10. Sudut Muka (Ϫ )
Ϫ   =  β   +   α
     =  45º  +   2 º   9’ 
     =  47 º   91’ 










11. Sudut Potong (λ)

        =   β  +   η
        =    45º  +     3 º  22’
        =    41 º  38’


12. Θ   =    90º    -     45º
     =     45º


PUTARAN POROS ENGKOL KEPALA PEMBAGI

            40               40                16              4                      12
T    =  -------   =    --------   =    1 -------  =  1 ------  ( 3 ) =  1 -------
             Z                24                24              6                      18


Jadi putaran poros engkol kepala pembagi adalah 1 (satu) putaran ditambah 12 lubang pada kedudukan (posisi) lubang piring pembagi berjumlah 18.

Minggu, 12 Juni 2011

LEMBAR PENILAIAN




PEMERINTAH KOTA SAWAHLUNTO
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 2 SAWAHLUNTO
JL. Khatib Sulaiman Santur  Telp. (0754) 61235   Kode Pos 27424
Website : http://www.smkn2-sawahlunto.org  E-mail : smkn25wl@yahoo.com




  
LEMBAR PENILAIAN
PRAKTEK KEJURUAN
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK PEMESINAN
SMK NEGERI 2 SAWAHLUNTO
Standar Kompetensi                 : Memfrais (Komplek)
Kompetensi Dasar       : Melakukan Pengefraisan Benda Rumit
Nama Job Sheet          : Roda Gigi Lurus
Alokasi Waktu            :
Bentuk Tugas              : Perorangan
Semester/T.P               : I (satu) / 2010/2011

Nama   : .......................
Kelas   : XII TPM

NO
Kompetensi / Sub Kompetensi Penilaian
Pencapaian Kompetensi
6,0 – 6,9
7,0 – 7.9
8.0 – 8,9
9.0 - 10
1
2
3
4
5
6
I
Persiapan Kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan untuk pembuatan komponenya





2.      Melakukan pengaturan (setting) pahat bubut





Rata – rata skor komponen

II
Proses (sistimatika dan cara kerja
Membuat komponen perbaikan instrumen logam (Batang ulir segi tiga ) dan mesin bubut :
1.      Menggunakan alat bahan untuk pembuatan komponen





2.      Melakukan Penyetelan (setting) mesin bubut.





3.      Melakukan Pembubutan komponen




4.      Memeriksa Kwalitas Komponen




Rata – rata skor komponen

III
Hasil Kerja
1.      Kualitas Ukuran
a.Tebal benda 28 mm
Tol. +0,4
Tol +0,3
Tol. +0,2
Tol.+0,1/ 0,00
      b. Ukuran Æ 48 mm




      c. Ukuran benda 12 mm




      d. Ukuran Æ 30 mm




      e. Ukuran Diameter lubang Æ 16 mm




      f. Jumlah sisi 32




      g. Bentuk gigi




      h. lubang  berulir M6 x 1 mm




      j. Cemper 2 x 45º




Rata Skor komponen

IV
Sikap kerja
1. Penggunaan Alat tangan dan alat ukur
2. Keselamatan kerja





Rata – rata skor Komponen

V
Waktu
1. Waktu penyelesaian Praktek





Rata- rata skor komponen


Keterangan :
Rata – rata  Skor  Komponen  di  tetapkan  berdasarkan  rata    rata  nilai  sub kompetensi penilaian

NILAI PRAKTEK (NP)


Persentase Bobot Komponen Penilaian
Nilai Praktek

Persiapan
Proses
Hasil Kerja
Sikap Kerja
Waktu
å NK
Bobot ( %)
10 %
15 %
65 %
5 %
5 %

Skor Komponen








NK








Keterangan :         
-          Bobot diisi dengan persentase setiap komponen. Besarnya persentase dari setiap komponen di tetapkan secara proporsional sesuai Krateristik program keahlian.
- NK          = Nilai Komponen yaitu perkalian antara  bobot dengan skor komponen
- NP           = penjumlahan dari hasil perhitungan nilai komponen

Sawahlunto, ...................2010
Guru Mata Pelajaran



DRS. SUMANTO
NIP. 19640714 199003 1 006